Setelah bete di post sebelum ini, saya akhirnya menemukan 1 dokter langganan.
Dia adalah....
...
...
Dokter PURNAMAWATI alias dokter WATI!!! Hehehehe... Enggak surprise yah. I mean, many moms already familiar with this famous doctor.
Dokter Wati praktek di Markas Sehat Pejaten sama RSPI, which is di Pondok Indah. Markas sehat itu, menurut sumber ini, tempat konsultasi kesehatan yang EBM (evidence based medicine), mirip RUM (rational use of medicie) kalau sepenangkepan saya.
Sebenernya saya udah denger soal dokter Wati ini dari Sipa. Hasil browsing Sipa mengarah ke dokter ini. Sipa juga bawa Hanhan ke dokter ini buat imunisasi.
Walaupun Sipa and Hanhan udah kesini dari tahun lalu, saya ragu-ragu. Soalnya dokter ini dikenal eeemmm... How should I say it nicely? Tegas (baca: galak). Dia juga RUM (rational use of medicine) abis, meaning, kalau enggak perlu obat ya enggak akan dikasi obat.
Ini enggak cocok buat generasi Eyang nya Zedd yang ke dokter buat minta antibiotik. Hahaha...
Saya udah nyoba cari dokter lain dan enggak ngerasa ada yang sreg, kayak di post ini. Akhirnya saya beranikan diri nyoba ke dokter ini.
Pas masuk, saya ditanya beberapa hal basic kayak berat lahir. Point 1, semua dokter sebelumnya enggak nanya hal ini.
Habis itu mulai lah saya dicecar pertanyaan kenapa kesana? Waktu itu Zedd batuk enggak sembuh-sembuh.
Dan bu dokter dengan santai bilang itu wajar karena Zedd di daycare. Dia juga bilang ini akan membentuk imunitas Zedd. Dan dia bakal jarang sakit di atas usia 6 tahun.
Waaa seneng banget saya karena dokter Wati enggak ngritik keputusan saya buat kerja dan pakai daycare. Again, rada trauma sama beberapa dokter sebelum ini, yang nyindir atau nyalahin saya karena enggak urus anak sendiri/titipin anak ke daycare/kerja.
Habis itu mulai lah 'galak' nya keluar. Ini karena saya nyampur sufor sejak Zedd 10 bulan (sejak saya kerja). Intinya saya suruh rajin mompa.
Masalah ini emang tricky sih. Asi saya cukup kalau dia nenen langsung, tapi kalau dipompa keluarnya 30-60 ml. Itu dua PD lho.
Trus dokter Wati tanya lagi soal kenapa saya bawa Zedd ke dokter. Yang ditakutin itu apa?
Waktu itu saya ketakutan kalau dia kesedak. Pas batuk sampe mau muntah gitu. Trus dokter bilang ya justru dia batuk biar enggak keselek.
"Jangan takut sama bayang-bayang!"
Jadi si bu dokter ini intinya minta saya sebagai orang tua buat banyak baca and riset.
Jangan karena takut "kenapa-kenapa" terus anak jadi di tes segala macem. Intinya sih sebagai orang tua, harus banyak riset juga. Jangan maen iya-iya aja, walaupun dengan 'dalih' demi anak.
Trus saya keluar dari situ tanpa obat. Hehehe... As expected sih. Cuma suruh stop ac aja.
Sekarang saya mau ke dokter Wati buat imunisasi dan kalo Zedd sakit.
Apa perjalanan saya cari dokter anak sudah selesai? Belum lah...
Walaupun saya sreg sama dokter Wati. Enggak bisa dipungkiri, kalau ini klinik yang hari dan jam bukanya terbatas.
Padahal dari pengalaman selama kerja ini, saya selalu bawa Zedd ke dokter pas malem pulang kerja. Jadi saya masih harus cari dokter anak lagi yang praktek sore-malem dan di RS/RSIA yang deket rumah.
Ada beberapa rumah sakit yang kayaknya menjanjikan ada deket rumah. Tapi hasilnya ya last post itu. Jadi ini mau coba RS yang rada jauh but not too far juga.
Side note: Saya lagi sial. Daftar hari Senin buat jadwal praktek dokter Wati hari Minggu. Dan saya dapat nomor terakhir. Sipa, daftar hari Jumat, malah dapat nomor sebelum saya. Hhhzzzz... Daddy juga bete trus ngomong apa kita ke RSPI aja. Tapi yaaa, emang kurang sedekah kali saya. It's still worth the wait though.
No comments:
Post a Comment