Sunday, April 28, 2013

Pacar yang 'dewasa'

Tadi pagi baru ngeliat infotainment, Christy Jusung nikah lagi sama Jay Alatas, yang kalau kata naratornya sih lebih tua 25 tahun. Kata mantan suami si mbak Christy, Hengky Kurniawan, dia sih ikut seneng Christy dapat yang lebih dewasa.



Hhhmmm… Kalau itu definisi dewasa, jadi ingin ngomongin si pacar. Popo itu umurnya sama kayak saya, lahirnya masih di tahun naga, tapi mukanya itu ‘dewasa’ banget. Suaranya juga 'dewasa’, not a big deal for me. Yang bikin saya agak gimana itu, karena perutnya juga udah mulai 'dewasa’, sama papa saya udah saingan coba ( ̄ー ̄)



Soal suaranya yang dewasa itu, bukan karena dia udah seperempat abad, tapi dari SMA juga udah gitu suaranya. Saya masih ingat waktu SMA, Popo telp ke rumah Bude, waktu saya masih tinggal disana. Yang ngangkat Mbak Yessy, sepupu saya. Mbak Yessy dengan pede jawab, “oh iya Nadia nya ada. Darimana ya Pak?” Mungkin habis itu mereka mengalami awkward moment kali yah? Mba Yessy ngomong dengan awkwardnya, kalau dia mengira Popo itu bapak-bapak. Popo juga abis itu ngomong, “aku dikira bapak-bapak.” ( T_T)\(^-^ )



Kejadian selanjutnya itu beberapa bulan terakir ini. Popo sakit dan cek darah di rumah sakit. Waktu disuntik, perawatnya tanya, “usianya berapa?” Popo jawablah dengan jujur. Muka si mas perawat langsung menganga gitu dong. “Serius Mas?” Buset dah, pake nanya serius apa enggak lagi. Dengan polosnya lagi, si mas perawat komentar lagi, tanpa diminta, “saya kira 30an.” ( T_T)\(^-^ )



Tapi yang paling lucu mungkin yang tadi siang. Waktu saya datang ke kantor Popo waktu makan siang. Oh how I love having holiday on Monday… Nah pergilah kami ke kantin pegawai di area perkantoran yang banyak bule nya itu, sambil gandengan tangan dong. Kan romantis #halah. Nah sambil gandengan itu saya ngobrol sama Popo soal kami yang enggak cocok gandengan di area itu. Satu, itu area kantor, bukan bioskop. Dua, dia kelihatan tambah 'dewasa’ pakai seragam kantor dana celana bahan. Saya pun menceritakan ke dia soal kejadian beberapa waktu lalu, waktu saya dan Mama ke mall siang bolong, lihat Bapak-apak berseragam gandengan sama ibu karyawan. Si Mama dong langsung reflek bilang “mereka selingkuh.”



Dan lagi asyik debat soal teori “bapak-bapak kalau gandengan itu selingkuh,” dua orang mbak-mbak yang berjalan di depan kami langsung menoleh ke belakang, terus ngelihat kami dengan agak gimanaaaaaaa gitu… Waduh, ini mbak kayaknya ngira saya selingkuhannya Popo deh, dengan muka 'dewasa'nya itu ( ̄▽ ̄)



Intinya, mau dibilang umur 30 kek, 40 kek, bapak bapak kek, om om kek, doesn’t change a fact that I love him. (#^.^#)

Why I love Fela

Sunday, April 14, 2013

5 Months already? Really??

Whoaa…enggak kerasa udah lima bulan sejak saya ngepost terakhir. Udah eneg nulis pakai bahasa Inggris, jadi buat blog mau nulis pakai bahasa Indonesia tercinta ajah. Banyak yang terjadi dalam lima bulan. Hhhmmm ringkasannya sih:



1. Akhirnya saya dapat pekerjaan yang saya impikan, or the job that I though I would do. Kalau inget jaman kecil, lucu juga. Seumur-umur enggak pernah saya mimpi kalau tulisan saya bisa jadi duit. Mending kalau dari kecil saya hobi nulis, boro-boro… Nulis juga baru mulai waktu kuliah sasing a.k.a tahun 2008. It’s amazing how Allah can turn my life around. Moral of the story-nya, percaya aja sama Allah, always do your best in everything, and I mean EVERYTHING… Karena enggak ada yang pernah tahu apa bakat dan skill tersembunyi seseorang. True story loh. Dulu saya gaya pengen jadi dokter, doyan ngerjain aljabar matematika, jatuh cinta sama reaksi kimia (jadi kangen CH3COOH), bete sama bahasa Indonesia, benci abis sama menggambar+mendesain, dan sekarang akhirnya sampai juga ke mimpi dadakan saya (baru punya mimpi ini abis lulus kemarin): “ingin nama terpampang di headline koran”…. Aminnnnn….



2. Masuk ke fase kehidupan yang baru #halah. Cliche? Iya, tapi seriously…. Kadang saya nonton tv, lihat tempat jalan-jalan, trus langsung mikir, oke nanti jalan-jalan kesana sama Mama, Papa, Sipa. Baru tersadar, eh udah enggak bisa yah? Papa sih udah pensiun dan libur terus. Tapi saya sama Sipa, liburnya aja udah beda. Dan dalam beberapa bulan ke depan sampai entah kapan saya diangkat jadi pegawai tetap, saya cuma dapat libur 1 hari dalam seminggu. Tanggal merah juga enggak ngefek buat kerjaan saya. Gimana mau liburan? Kalau lihat ke ‘belakang’, saya cukup puas jalan-jalan keluarga, karena Papa memang sering mengajak kami liburan. But to realize that it is no longer possible, it’s a whole other issue. While some people says “seize the moment”, yang artinya kira-kira: hargai waktu yang kita punya, daripada udah hilang trus baru menyesal? Kok jadi panjang yah? Aniwei, saya jadi sadar, I seized the moments. But can we really satisfy on them and not looking for more moments?



My life is still as unpredictable as ever. Dapat temen baru, kamar baru, kubikal baru, dan masih punya banyak pertanyaan dan kebingungan. Bismillah… All iz well…

I know I might not have tons of friends, but I’m grateful to be surrounded by the best ones.

Nadia S Nailufar

Tentang Bawa Keluarga ke Belanda dengan beasiswa LPDP

  Udah hampir balik, malah baru update soal berangkat. Hehehehe…. Nasib mamak 2 anak tanpa ART ya gini deh, sok sibuk. But here I am, nulis ...