Sunday, May 1, 2016

Susahnya cari rumah...

Weekend ini kami iseng cari rumah. Iseng karena kami enggak punya duit buat beli, tapi pengen lihat-lihat. Hehehe...

Bukan maksud mau ngerjain marketing-marketing perumahan sih. Kami sadar kalau cepat atau lambat kami pasti harus beli rumah. Jadi kenapa enggak survey dari sekarang? Dan keputusan saya emang tepat, karena ternyata survey rumah itu mayan ribet. 

Buat kami yang penting itu lokasi lokasi lokasi. Halah, malah kayak iklan. Tapi emang iya sih. Dua hal yang menurut kami penting itu:
1. Seberapa jauh lokasi rumah dari kantor Daddy?
2. Seberapa gampang saya bermobilitas di lokasi rumah itu? 

Jarak dari rumah-kantor udah jelas lah yah, biar Daddy enggak kecapekan. Menurut kami ini penting karena quality time sama keluarga enggak akan bisa maksimal kalau Daddy lelah letih lesu. 

On the other hand, saya stay at home mom dan emang belum ada rencana pakai ART, jadi kalau bisa ya rumahnya deket banyak fasilitas, terutama buat bayi (makanan, popok, dokter). 

Kami blank soal lokasi ini soalnya kami selalu tinggal di area kota. Akhirnya kami asal comot aja dari website-website yang jual-beli properti. Yang kami cari itu yang luasnya layak, udah itu dulu. Luas layak buat kami itu, minimal 2 kamar tidur+ruang tamu+ruang makan+ruang keluarga (Kan ada tuh yang ruang makan+living room jadi satu). Harga belakangan, justru kami mau tahu rumah yang bener-bener layak itu harganya berapa. 

Lokasi pertama kami ke Kalimalang karena ada urusan bentar sama Fela. Fela bilang deket kosannya ada perumahan lagi dibangun. Kami cek ke lokasi. Rumahnya layak, 2 lantai, 3 kamar gede, lokasi deket jalan raya tapi gang buntu. Harganya hampir Rp 2 milyar.

Masalah fasilitas udah banyak lah ya sekitaran Kalimalang situ. 

Lokasi kedua kami ke Jati Bening. Ada perumahan harga Rp 600 jutaan. Katanya 5 menit dari tol, ternyata 20-25 menit, lebar jalan pas-pasan, trus naik turun meliuk-liuk pula. 

Plus perumahan ini ada di dalam perumahan jadul. Awalnya jadi bingung nyarinya. Lha kok malah masuk perumahan model Arcamanik Bandung gitu? Terus masuk masuk, ketemu lah si cluster yang dipager. 

Kenyataannya rumah yang Rp 600 juta itu sempit. Kalau mau yang proper, ya yang Rp 1 Milyar. Bangunannya oke, suka spesifikasinya, tapi lahannya sempit. Dapur di luar dan mepet tembok luar. Jadi kalau ujan, kayaknya masaknya bakal agak-agak basah deh. Itu udah yang harga 1 M yah.

Lokasi ketiga masih di Jati Bening dan lebih deket tol. Kami lihat ini pas nyari lokasi kedua. Balik nya kami mampir. 

Bangunannya oke. Luar kamar masuk standar kami, spesifikasi keramik dll bagus. Harganya Rp 1 Milyar lebih. Suasana dalam cluster nya lebih enak dari lokasi kedua. Tapi ya itu, begitu keluar komplek, I didn't see any close facilities that I was looking for. 

Lokasi keempat kami niatnya ke Cimanggis, karena saya dapet brosur satu perumahan di area situ. Pas kami istirahat di rest area Cibubur Square, kami ditawarin perumahan di Cibubur, yang lebih deket. Yauda kami batal ke Cimanggis dan keluar tol Cibubur.

Perumahannya pinggir jalan dan gede. Jadi banyak banget rumahnya. Harganya berkisar Rp 600 juta and beyond. Asiknya lagi, dp bisa 10%. Lha ini mah eksekusi sekarang juga bisa. 

Tapiii... rumah di sini luasannya yang paling kecil dan standar dibanding 3 lokasi sebelumnya. Artinya kalau mau layak (sesuai standar pribadi kami) ya harus renov-renov atau nambah luas bangunan. Jadi balik lagi harganya sekitar Rp 1 Milyar -___-". 

Walaupun begitu keluar perumahan, banyak banget fasilitasnya, termasuk mall, tapi jalan keluar perumahan itu panjang dan gelap (kebetulan kami nyampe situ hampir Maghrib). Mana masih banyak lahan kosong. Hhhiiiyyy gimana kalau malem-malem popok abis coba?

Daddy sendiri udah sensi abis sama daerah situ karena banyak temennya yang enggak betah di Cibubur. I personally like the environment as I can imagine Zedd to ride a bike or run around with his peers when he was 4 or 5 years old. Plus enggak jauh dari mall, hehehehe... Mana dept. Store nya Matahari pula, my all time favorite dept. Store.

Kami pun pulang sambil bengong karena bingung. Masya Allah mahalnya harga rumah. Standar kami memang agak tinggi dibanding sama kemampuan kami. Tapi kami mikirnya, ini rumah, bukan baju yang belinya bisa berkali-kali. Ya mending yang bagus sekalian. Toh nyicilnya bakal di atas 10 tahun juga. 

Sekarang kami galau mau fokus beli apartemen yang kami sewa ini, atau coba cari daerah lain. I know at the end of the day we have to move to a bigger place and we cannot afford a place in the city, kecuali menang undian. 

Saya juga tahu banyak banget orang tinggal di suburb dan commute ke kota buat kerja. Tapi kok buat kami susah banget. Yeah, like we have a choice...

Pencarian tempat tinggal pun continues...

Ini rumahnya bagus, harga di bawah Rp 1 M, keluar langsung rame... Ini adalah calon rumahnya SIPA!!! Hahahaha... It's actually in a progress but it will be something likenthis when it's done.

No comments:

Post a Comment

Tentang Bawa Keluarga ke Belanda dengan beasiswa LPDP

  Udah hampir balik, malah baru update soal berangkat. Hehehehe…. Nasib mamak 2 anak tanpa ART ya gini deh, sok sibuk. But here I am, nulis ...