Positngan pertama tahun 2020. Dibuat lamaaa bangte, tapi baru sempet upload sekarang. Huks...
Kembali ke mini review barang-barang bayi, setelah sekian lama ya. Maklum, Elle baru MPASI nih.
Kembali ke mini review barang-barang bayi, setelah sekian lama ya. Maklum, Elle baru MPASI nih.
Jadi, karena harga tiket pesawat mahal + ada kerabat yang mau nikah 1 bulan setelah lebaran, we thought, let’s stay in Jogja while Popo went back to Jakarta. Hemat, sekalian Eyang bisa quality time sama Elle. Kebetulan bulan Juni 2019 juga waktunya Elle MPASI.
Mumpung di Jogja yang space nya gede, saya nyewa high chair. Eyang juga inisiatif ngeluarin booster seat bekas Zedd dari gudang. Akhirnya ada 2. Jadi saya bisa langsung bandingin.
Yang dibandingin adalah Nuna Zaaz High Chair vs Ingenuity Booster Seat. Kalo mau baca review Ingenuity 2 tahun lalu, monggo ke sini.
Why Nuna?
Buat saya Nuna itu brand asal luar yang oke. Produk-produknya unik dan desainnya elegan. Kalo pake produk Nuna, rumah kesannya sophisticated gitu. Contohnya Nuna Leaf yang dulu heits banget. Nah, Nuna Zaaz high chair juga kayak gitu.
Selain desainnya yang beda dari high chair kebanyakan, alasan sewa ini, karena adanya ini. Enggak ada Pegperego, 4Mom, Beaba, atau Babybjorn. Merk-merk mahal yang bikin kepo gitu.
- Desain
Udah dibahas di atas, desain Nuna tuh selalu lain dari yang lain. Begitu juga dengan si Nuna Zaaz. Usut punya usut, ternyata high chair ini didesain dari baby sampai dewasa.
Yup, saya and Popo juga bisa pakai. Makannya pas saya angkat, berat ugak!
Walaupun bisa dipakai buat orang dewasa, saya kok ngerasa enggak perlu sampai segitunya ya?
Mungkin kesan pertamanya adalah “wah, irit, bisa buat anak kita sampe dia SMA.” But if you really think about it, itu Nuna Zaaz bakal ada diantara kursi-kursi makan?
Desain futuristik, tapi enggak masuk ke kursi klasik di rumah Eyang |
Mungkin saya yang terlalu concern sama dekor, atau terlalu type A, yang mana semuanya harus sama.
Tapi misalnya Nuna Zaaz yang item nan futuristik ada diantara kursi-kursi coklat klasik gini, trus didudukin sama Zedd yang udah remaja, kan gak masuk akal juga ya?
Dibandingin sama desain Ingenuity, lucuan Si Nuna. Ingenuity Booster Seat ini kelihatan anak-anak banget, karena emang buat anak-anak sih, hahaha... kursi ini secara desain cuma dipakai sampai anak bisa pakai kursi makan biasa.
Desain Ingenuity juga lebih simple dan ringan. Meja di bagian bawah. Gampang keluar masuk. Gampang juga dibawa-bawa.
Lagi-lagi, karena saya termasuk emak-emak yang concern soal dekor rumah, agak gengges aja liatnya. Diantara kursi-kursi Ikea, nongol si Ingenuity.
Kalau saya punya rumah luas dan bisa milih, saya milih Nuna Zaaz. Tapi saya cuma bakal pakai Zaaz sampai Zedd cukup besar buat pakai kursi makan standar.
Kenyataannya, saya tinggal di apartemen mini. Nuna Zaaz jelas coret. Ingenuity wins!
- Harga
Karena saya nyewa, jadi enggak bisa komen soal harga ya. Cek di market place sih, sekitar 2 juta. Emang kisaran Nuna segitu sih.
Ingenuity saya juga bekas Zedd dari tahun 2016, jadi enggak bisa komen juga. Hwahahahaha...
Dulu saya beli sekitar 600-700an. Cek di market place, sekarang masih segituan.
Jadi dari segi harga, jelas Ingenuity menang lagi. Murah.
- Durability
Nah, ini berhubungan sama harga. Ingenuity menang karena dengan harga segitu, barangnya awet. Warna enggak pudar, putihnya juga enggak berubah jadi kuning. Ada noda sedikit, tapi di foto ini hampir enggak keliatan.
On the other hand, Nuna ini malah keliatan lusuh. Padahal warnanya item. Mungkin karena ada faktor barang sewaan juga kali ya. Tapi setiap mau pakai itu highchair, saya selalu lap lagi. Berasa pakai highchair di mall deh.
Di bagian kursi Nuna juga ada retak panjang, deket buckle bawah. Yah, tetep aja sih ini barang sewaan dan saya enggak tahu umur pastinya. Tapi dengan harga 2 jutaan, harusnya tetep awet enggak sih?
Once again, surprisingly, Ingenuity wins karena lebih durable buat saya.
- Operational
Somehow saya enggak bisa memaksimalkan fungsinya Si Nuna Zaaz ini. Susah buat lepas meja dan lepas pembatas kakinya. Jadi kursi yang harusnya bisa dipakai juga sama Zedd, akhirnya ya cuma Elle yang pake. Mungkin karena saya sewa dan tempat nyewanya enggak ngajarin. Either way, susah.
On the other hand, Ingenuity lebih gampang. Ya memang saya udah pakai waktu Zedd mpasi. Tapi emang lebih simpel secara teknis juga.
Again, Ingenuity menang buat saya
—
Kesimpulannya, Ingenuity menang banyak dibanding Nuna. Walaupun Ingenuity booster seat ini enggak sekeren si Nuna Zaaz.
Kalo ada moral of the story dari cerita ini, as I grow older, prioritas berubah dari aesthetics ke functionality. Ibaratnya dulu masih mau pake high heels atau tas super kecil yang cuma muat hp doank, sekarang pakenya comfy shoes sama diaper bag yang durable namun tak secantik sling bag ala Korea.
Same thing goes with baby chair. Kalo mau keren di foto sih, pake Nuna Zaaz. Cuma lebih function Ingenuity.