And
another review awam dari saya.
Sedikit
prolog, sebenernya saya udah punya Beaba Babycook dan pernah review itu
juga di sini.
Nah,
itu Beaba belinya patungan sama Sipa. Karena kita tinggal di satu apartemen dan
satu tower, jadi sharing juga enggak masalah.
Sampai
akhirnya rumah Sipa jadi trus dia pindah ke suburb. Mau enggak mau Beaba ini
harus dibawa salah satu dari kami.
Akhirnya
kami sepakat, Sipa aja yang bawa Beaba. Soalnya:
1.
Hanhan susah makan. Zedd lebih gampang.
2.
Zedd mix blw, Hanhan full spoonfeeding
3.
Saya emang enggak bisa masak. Tapi saya cukup terlatih bikin mpasi, jadi enggak
perlu pake Beaba, Insya Allah bisa.
And
that finally led me to buy a new baby food processor, which was Baby Safe.
Nah,
karena saya pernah pakai Beaba, jadi naturally, saya akan bandingin Baby Safe
vs Beaba. Ya kayak bandingin pacar baru ama yang lama lah. It's unavoidable.
- - Harga
Dari
awal sebenernya udah kepo sama merk ini. Secara harganya murah dan fungsinya
sama Beaba yang harganya Rp 2 juta lebih, atau Chicco yang harganya Rp 1
jutaan.
Baby
Safe ini harganya Rp 500 ribuan. Terjangkau menurut standar saya.
- - Merk
Saya
udah ubek-ubek google dan enggak nemu ini merk sebenernya dari mana. My guess
is this is an Indonesian brand, kayak Family.
- - Yang Didapet
Yang
eksekusi beli ini sebenernya Yang Uti, karena enggak sabar nunggu saya libur.
Saya tinggal terima. Waktu saya buka, saya dapet: mesin, jar, blade, lid/tutup
jar, dan tutup mesin yang buat nampung air. That's all.
Printilannya yang simpel.
Jadi
enggak ada buku petunjuk atau garansi. Padahal di dus nya ada tulisan garansi 1
tahun. Again, I can only assume, kalau mau pake garansi-nya, ya harus nyerahin
bon pembelian.
Pas
tanya Uti, ini beneran enggak ada buku petunjuk atau apa gitu? Jawabannya Uti
ya enggak tahu.
Tapi
tanpa buku petunjuk juga gampang sih. Tinggal puter kanan buat ngukus, puter
kiri buat blender.
Jadi,
perbandingan sama Beaba, ada di spatula sama buku petunjuk. Dulu sih saya
mikir, halah cuma beda spatula ini. Semua ibu-ibu juga punya lah spatula.
Ternyata
salah sodara-sodara... Talk about that more below.
- - Cara Kerja
Secara
garis besar sih, cara kerja sama kayak baby food processor lain, which is buat
ngukus dan blender di satu tempat yang sama.
Tapi,
ternyata ada detail-detail yang bikin proses kukus-blender ini enggak semulus
yang saya kira.
Ini
karena di Baby Safe, enggak ada tombol buat buka jar. Saya harus muter lid nya
yang PUANAS. Akhirnya saya selalu pake serbet buat buka tutup.
Kalau
di Beaba, saya tinggal geser kunci, terus kebuka deh lid nya. Tangan aman dari
panas.
- - The Spatula
Seperti
yang saya tulis di paragraph atas, enggak ada spatula di Baby Safe. Jadi saya
pakai spatula biasa. Ternyata susah loh bersihin bagian blade dan jar nya Baby
Safe. Dan banyak juga sisa makanan yang nyempil, bisa satu porsi makan Zedd.
Disitu
saya baru ngeh gunanya spatula Beaba, yang kayaknya emang didesain buat
mempermudah bersihin sisa makanan yang nempel.
Selalu sedia piring buat nadahin blade, spatula, tisu, pisau/garpu, sendok, buat bersihin sisa sisa makanan.
- - Takaran-Timer
Di
Baby Safe, enggak ada takaran yang pasti. Yang akhirnya saya lakukan itu ngisi
tempat air sampai batas maksimal, terus nge-set waktu manual.
Kalau
di Beaba, ada takaran kayak yang saya sebut di atas. Kalau saya ngukus daging
ya saya pakai takaran air level 3. Klik tombol. Tunggu Beaba mati secara
otomatis.
Again,
for me it's not a big deal. Kalau udah biasa masak MPASI, saya apal kentang
harus berapa menit, ikan berapa menit, dll.
Cuma,
pernah beberapa kali saya miss masalah timer ini. Alasannya karena timer Baby
Safe itu akan tetep bunyi "tik, tik, tik" walaupun enggak nyolok ke
listrik. Pernah udah saya kukus setengah jam, eh lupa saya colokin. Halah.
Hal
kayak gitu enggak akan kejadian kalau pakai Beaba. Karena Beaba pake tombol
yang nyala kalau nyolok listrik
- - Daya Tampung
Udah kayak bak Mandi… bingung nulisnya apa. Buat daya tampung,
saya susah nemu spesifikasinya.
But I can say for sure kalau ini lebih kecil
dari Beaba. Waktu pakai beaba, saya bisa nyiapin 3 mangkuk makanan bekel
(blenderan). Tapi sama Baby Safe, sekitar 2-2.5 mangkuk.
Buat ngakalin soal ini, saya biasaya potong bahan tipis-tipis atau
kecil-kecil. Biar bisa muat lebih banyak. Itupun tetep enggak bisa sebanyak
Beaba.
- - Daya Kukus
Makin malem, bahasanya makin geje. Ini juga tricky. Misalnya saya
isi penuh jar nya Baby Safe, maka yang bagian bawah, sering masih keras, alias
enggak ikut kekukus.
Tetep bisa diakalin sih. Biasanya saya kukus 15 menit, habis itu,
saya aduk, supaya bahan makanan yang di bawah bisa pindah ke bagian atas.
Tips lain adalah dengan being specific on the layer. Saya menaruh
daun-daunan, bawang, sayuran lunak di layer paling bawah. Layer tengah-atas
saya isi daging atau sayur keras kayak wortel and kentang).
It works kok! Yang bawah
enggak overcook. Yang atas pasti mateng.
--
That’s all my review on Baby Safe Food Maker. Kalau ditandingin, udah pasti menang Beaba.
Tapi saya masih pakai Baby Safe kok
sampai sekarang. Dan setelah sering pakai, ya makin ngerti cara mengoptimalkan
pemakaiannya.
Awal-awal saya pakai Baby Safe ini, tangan saya sering kaget karena kepanasan pas buka tutup jar, tutup tempat air, blade, dkk. Selain itu, bikin makanannya juga lebih berantakan.
Tapi setelah sering pakai, ya jadi tahu selahnya. Hasil makanannya juga sama kayak Beaba. I just need to adapt.
Kalau yang masih kepo, bisa liat hasil MPASI Zedd di akun Instagram saya @nadiasarasati, yang setelah tanggal 22 Juli.
*All photos are taken by me, unless stated otherwise.
Kalau yang masih kepo, bisa liat hasil MPASI Zedd di akun Instagram saya @nadiasarasati, yang setelah tanggal 22 Juli.
*All photos are taken by me, unless stated otherwise.