Ada beberapa blog post saya yang nggantung karena sibuk
kerja. Nah, sekarang udah enggak kerja, saya mau ngelanjutin lah. Kali-kali ada
yang butuh dan beberapa orang message me about this kitchen. So here it is...
Ini post pertamanya, yah.
Ini post pertamanya, yah.
Setelah mikar-mikir, kami sebenernya udah deal sam 1 vendor.
Tapi pas lagi proses desain, ada beberapa hal yang si vendor ini enggak bisa
penuhin. Mungkin hal-hal sepele untuk beberapa orang. Misalnya, kaca cabinet
atas. Si vendor ini bilang enggak bisa bikin kaca kotak-kotak karena bakal
berat.
Kabinet kaca yang enggak bisa dibikin sama vendor pertama. Can you imagine kalau itu enggak kaca? Kurang cantik, yes?
Kalau ngomongin fungsi, emang enggak segitu pentingnya sih
kacanya kotak-kotak kecil atau enggak ada kaca. Toh yang punya dapur pasti tahu
kan isi kabinetnya apa. Tapi buat saya agak gengges. Lha saya bayar belasan
juta, trus jadinya enggak 100 persen sesuai, rasanya gimana gitu. Beda sama,
misalnya, waktu saya beli jam tangan anak Miniso Rp 50.000 buat Zedd. Baru
dipakai seminggu trus rusak. Yaudin, lha harganya segitu.
Apalagi itu ngerusak look yang pengen saya capai kan.
Bayangin kabinetnya jadi enggak ada kaca. Aneh kan?
Trus vendor ini ngilang gitu aja. Hahahahaha… untung belum
dp atau apa gitu.
Back to Ichigo Idea
Akhirnya kami memutuskan pake Ichigo. Karena emang mampunya
pake itu. Not to mention, dapur yang saya pengen itu ada di portfolio kitchen
set Ichigo. Jadi gampang kan. Tinggal screen shot foto dari IG Ichigo Idea trus
dikirim lagi ke si Ichigo.
Ngontaknya emang agak susah karena slow respon. Di proses
ini, jadi pasangan Popo belasan tahun ternyata membuahkan hasil. Saya jadi
sabar and woles aja, walaupun proses bikin kitchen set ini jadi lama banget.
Buat yang butuh cepet atau gampang deg-degan, mungkin ada baiknya dipersiapkan
dulu. Eyang and Sipa aja sampe komen, eh ini belum jadi juga kitchen set-nya?
Mesem aja saya sih. Proses dari mulai desain sampe bikin itu, sekitar 3-4 bulan.
Masalah kenapa lama? Enggak ada alasan lain kecuali Ichigo
banyak orderan dan kami yang perfeksionis. Jadi proses kirim desain-edit desain
itu jadi lebih lama. Kecuali emang kliennya langsung oke-oke aja sama
desainnya, ya. Proses bikin juga enggak cepet, apalagi kami pakai finishing
duco yang harus dijemur. Jadi kalau hujan, ya mundur lah.
Kitchen Set Impian
Seperti udah dibahas di post sebelumnya, kitchen set saya
ini harus.
- - Putih
- - Kabinet atas kaca kotak-kotak kecil
- - White marble table top
- - Subway tile backsplash
- - Lebar cabinet bawah HARUS 50cm.
And this is the result.
Review Ichigo Idea
Overall I’m happy with Ichigo Idea services. Berikut plus
minusnya, ya.
(+) They listen. Enggak kayak beberapa vendor yang menolak
bikin cabinet lebar 50 cm, atau enggak bisa masang kaca di cabinet atas, Ichigo
ini bener-bener ngikutin apa mau kami.
Soal marmer putih, Ichigo sebatas ngingetin kalo itu enggak
recommended, karena cepet kotor. Tapi kami ngeyel dan mereka fine-fine aja. Jadinya memang butek sih. Buat yang mau pake white marble, siap-siap marbel nya jadi gini, ya...
Yang kiri mulai jadi abu-abu karena dipakai masak. Yang kanan saya tutup lap anduk buat tempat tadah abis cuci piring.
Oiya, saya juga minta jarak kabinet bawah dan atas agak panjang.
Konsekuensinya saya susah menggapai kabinet atas. Yaaaaa, memang harus ada yang
dikorbankan. Saya beli tangga lipat kecil dari Ace Hardware buat ambil-taruh
barang di atas, atau minta tolong Popo. Thank God he’s tall.
Tangga pas posisi dibuka
Tangga pas posisi dilipat. So small.
Mereka juga nurut waktu kami request kompor diputer 90
derajat dan request pasang lampu di kabinet atas.
Kompor setelah diputer 90 derajat.
- (-)Minusnya, walaupun semua itu dicatat dan
digambar, enggak mesti nyampenya sama lho. Kayak kabinet bawah yang udah kami
order lebar 50 cm, eh pas nyampe, tetep 60 cm. Huhuhu…
(+) Good after service. Inilah yang
menyelamatkan dapur saya. Ichigo tetep mau benerin kabinet itu. Jadi kabinet
bawah itu dipotong semua di apartemen saya. Begitu juga top table marmernya.
Hahahaha. Debunya jangan ditanya.
Enggak cuma Ichigo Idea yang bikin
salah, kami juga. Dengan dodolnya, kabinet dibikin buka tutup semua, bukan sistem laci yang bisa ditumpuk-tumpuk. Ya banyak yang enggak bisa masuk dong, karena space vertical kebuang.
Jadi foto di bawah ini setelah dibenerin, ada kabinet buka tutup di kiri dan laci di kanan. Sebelumnya semua kabinet itu buka tutup.
Trus, saya lupa pas masih proses
masang atau pas udah kami pakai 1-2 hari, kami minta rombak kabinet itu.
Konsekuensi nambah biaya, dan kami enggak masalah. Kami enggak mau karena luput
sedikit, dapur jadi enggak kepakai maksimal. Keep in mind we live in a very
small apartment, jadi space kebuang ini sayang banget. Kami minta ganti kabinet
buka tutup itu jadi kabinet dengan 3 laci, jadinya begini:
Sistem laci kayak gini lebih memaksimalkan space vertikal. Cocok buat apartemen mini,
Ada beberapa miskom lagi yang
akhirnya dibenerin walaupun agak lama, as per usual. Tapi ini dibenerinnya
setelah kitchen set jadi, lho. I respect Ichigo for this, karena sebenarnya
mereka bisa aja nolak. Wong ya udah dibayar, kok. Biaya tambahan-tambahan ini
juga di-charge belakangan.
Oiya, kami, lebih tepatnya Popo,
komplain dan minta tambahan-tambahan ini enggak pake marah-marah ya. Not his
style. Dan lancar aja. Either Ichigo emang baek, atau si Bapak Popo ini
charming banget even through whatsapp chat. Or both, Ichigo and Popo just had
great chemistry.
- (-)Those tiny details. Kalau dilihat dari jauh
dapur saya keliatan baik-baik aja. Emang iya. Tapi ada beberapa detil yang
enggak oke. Contohnya meja makan yang bisa ditarik ini. Enggak ada yang ngasi
tahu kalau cat duco enggak tahan sama panas dan noda makanan, jadi permukaan
meja saya kasar and rusak. But it can be fixed easily with contact paper sih.
Sebelum dilapisi contact paper
Setelah dilapisi contact paper.
Struktur meja juga agak meragukan ya.
Ichigo udah jelasin alasannya: emang space buat meja itu tipis karena kami
minta kabinet yang bisa ditutup di bawahnya. Bingung? Semoga potonya
menjelaskan deh.
Buat yang ini, kami enggak ribet minta ganti
atau apa. Karena ya emang enggak bisa diapa-apain. Paling kami akan minta
bantuan lagi, kalau emang meja ini ambruk. But so far so good. Asal jangan
ngulek aja di atasnya. Hahaha…
So that is our teeny tiny kitchen. I'm pretty happy with this kitchen. It's functional and pretty, and it fits out tiny apartment.
Update Maret 2020,
Akhirnya meja tipis itu mulai enggak mampu. Udah hampir patah. Paksu coba hubungi Ichigo buat minta dibenerin, tapi enggak dibales. Trus sekarang kami bingung mau bawa ke mana, karena enggak ada kenalan tukang kayu. Ada ide?
Ini sementara di bor sederhana sama paksu, tapi dia bilang ini bakal patah lagi. Jadi emang harus dibawa ke tukang kayu yang kami enggak tahu di mana.
Ada skrup-skrup enggak cakep buat nahan meja supaya enggak patah. Ini juga cuma bertahan sementara sampe kami dapet tukang kayu. |