Suatu pagi saya ngobrol ngalur ngidul sama Mbak Bos. Tiba-tiba
nyasar ke masalah potty training/toilet training.
Mbak Bos cerita kalau dia
pernah ngadain FGD (focus group discussions) antara ibu-ibu yang punya anak 1
dan punya anak lebih dari 1 (baby and toddler).
Kalau ibu 1 anak masalahnya
beragam: anak enggak mau ,menyusu langsung, anak lebih sayang ayahnya, anak
enggak mau sama ibunya.
Maka masalah ibu beranak 2
sama: Potty
Training. Entah apa alasannya. Monggo disimpulkan sendiri.
Balik ke potty training nya Zedd. Saya jujur enggak sepaham sama
cara barat yang 'nunggu anak siap.' Waduh. Buat saya, as far as I can remember, my
body already knows how to hold the pee. Enggak kebayang gimana kalau tubuh saya harus
belajar buat ngontrol. I hope this makes sense.
Alasan kedua itu yang bikin
saya enggak sepaham sama western style, the means and tips and tricks. Dari
alat sejenis pispot yang bisa ngeluarin suara musik, lagu khusus yang
dinyanyiin para ibu supaya anaknya mau pipis/poop di toilet, sistem reward yang
pakai stiker.
Buat saya aneh banget. Ehm, gimana yah? Your body should know
how to hold your pee and to even wake up from your sleep to do it.
Ini beda sama cara makan yang saya lebih suka cara barat, kayak
BLW and makan di tempat duduk. Untuk potty training ini, saya ngikutin cara
Yang Uti, yaitu:
Ditatur!
According to Yang Uti, ditatur
itu adalah membiasakan si anak buat ke kamar mandi tiap 1-2 jam, bilang
berkali-kali “pipis, pipis, cuur, cuur,” terus ditunggu sampai pipis. Lama-lama
si anak bakal tahu kalau kamar mandi itu buat pipis and pipis itu harus di
kamar mandi. Akhirnya, si anak bakal ngomong kalau mau pipis.
Teorinya sih gampang. Prakteknya….
Masya Allah,, susahnya.
Video-video Youtube yang
menceritakan kalau potty training cukup 3 hari, seminggu, atau sebulan. ITU
BOHONG!!!
Saya natur Zedd sejak umur
setahun. Karena kami kerja waktu weekdays dan kami sering jalan-jalan waktu
weekend, saya natur Zedd malam hari sebelum tidur.
Sebulan pertama gagal total. Zedd
enggak mau pipis di kamar mandi, walaupun udah dtunggu 5-10 menit. Kesalahan saya
adalah, saya enggak rutin ngelakuin ini. Tiap gagal, saya frustasi, terus males
natur lagi. Tapi tetep saya tatur walaupun enggak tiap hari.
Ganti strategi, saya coba natur
di pagi hari waktu bangun. Ini harus ngeliat mood-nya Zedd, Karena kadang dia
bangun seger, kadang bangun bete. Ternyata emang lebih gampang pipis nya. Presentase
keberhasilan natur di pagi hari 70-80 persen lebih banyak daripada malam hari.
Baru di bulan kedua, diantara
tatur malam dan pagi hari itu, Zedd mulai ngeh kalau ke kamar mandi itu pipis.
Dia juga mulai bisa ngomong ‘pipis.’
Apakah masalahnya selesai? Enggak
dong…
Zedd pipis pas bangun tidur dan
malam sebelum tidur. Tapi popoknya tetap basah. Masalahnya lagi, kayaknya dia
mengasosiasikan pipis sama ke kamar mandi…BUAT MAEN.
Pernah suatu waktu, 10 menit
setelah pipis malam, Zedd bilang pipis pipis. Dibawa lagi ke kamar mandi, eh
malah narik-narik shower. Hhhzzz….
Jadi
disinilah saya, Zedd udah bisa pipis di kamar mandi, tapi belum sampai pada
tahap dimana dia bakal kebelet. Artinya, pipis di kamar mandi, oke, pipis di
popok, oke juga.
Masalah
kedua, Zedd enggak mau pipis di atas closet, jadi ini masih pipis di lantai
kamar mandi. Saya udah coba beli dudukan toilet tambahan di ITC, tapi dia
enggak mau. Mungkin Karena murah, jadi dia enggak nyaman.
Masalah ketiga,
Zedd masih belum bisa poop di kamar mandi. Saya coba tatur juga, tapi timingnya
enggak pernah tepat.
To be
continued…
No comments:
Post a Comment