Jujur, saya enggak begitu paham, sih. Tapi saya coba jelasin sebisa saya, plus tambahan info dari Popo.
So we found the unit that we'd like to purchase. Sebenarnya ini unit udah sering dikontrakin. Terkahir dikontrak sama Yang Uti and Yang Kung. Lantainya cukup tinggi.
Intinya, ini bukan unit ideal kami. Kami pengennya yang lantai rendah and belum pernah ditempati. Tapi apa daya, harga juga yang bicara. Hahahaha...
Kami udah setahun tinggal di lantai yang sama. Saya juga sering ngabisin waktu di unit itu waktu masih jadi stay at home mom. Kami cukup betah dan enggak menemukan kendala yang berarti. Jadi Bismillah, semoga emang jodoh kami ya apartemen mungil ini.
Saya udah googling sebelumnya soal beli properti/apartemen in general. Agak nakutin sih. Kayaknya rawan penipuan dll. Saya juga pernah diceritain macem-macem sama salah satu agen properti di apartemen ini, yang intinya harus hati-hatiiiii banget kalau beli apartemen second. (Intinya sih belinya lewat dia aja biar aman, halah.)
Tapi ternyata semua ketakutan saya enggak ada yang terbukti lho. In fact the process was somewhat simple. Yah go with the flow gitu.
Alhamdulillah juga ketemu langsung sama pemilik yang kooperatif. Beneran deh kalau properti itu pulung (jodoh).
Pertama soal proses jual beli apartemen secara umum. Waktu apartemen dibeli sama pemilik pertama, developer ngasi yang namanya PPJB. Menurut bahasa saya sih, ini surat tanda apartemen udah jadi punya pemilik.
PPJB ini nanti akan jadi AJB (akta jual beli) yang udah setara sertifikat. Nah, bank enggak akan mau nerima PPJB sebagai jaminan. Inilah alesan saya enggak bisa KPA dan harus beli apartemen cash. Lha enggak ada jaminannya.
Bank baru mau nerima kalau udah AJB. Masalahnya kalau udah AJB dan bisa dicicil pakai KPA, harganya bisa naik dobel-dobel. Rumit, kan? Hukum ekonomi gitu deh (sok tau) (kayaknya sih enggak juga).
AJB sendiri keluar setelah semua unit kejual, which is why it takes so long. Apartemen yang saya beli ini udah 5 tahun berdiri dan belum keluar AJB nya.
Kalau ada orang yang mau jual pas apartemen ini masih PPJB statusnya, ya PPJB antara developer dan pemilik dibatalkan, dan digantikan sama PPJB baru antara developer sama pembeli (saya).
Prosesnya lumayan lama. Jadi saya and Popo ngumpulin berkas-berkas kayak fotokopi KK, KTP, NPWP. Kayaknya itu aja deh.
Sementara itu, Pemilik sedikit lebih rempong buat nyiapin dokumen-dokumen dari pihak dia. Karena harus ngumpulin lebih banyak, kayak persetujuan dari anak-anak pemilik+pasangannya, surat domisili yang harus diurus ke kelurahan, dll.
Kata mbak developer sih, pernah ada orang mau jual apartemennya dan punya 9 anak, nyebar se-Indonesia, ya tetep harus ada tanda tangan 9 anak itu+suami/istri mereka. Kalau yang udah almarhum, harus ada surat kematian, dll. It was a lot of paper.
Selain surat, unit ini juga harus dilunasi semua tagihan, kayak maintenance, listrik, pajak, dll. Buat kasus saya, pemilik minta kami yang lunasin, yang nanti akan dikurangin di harga apartemen. Si bapak emang oke lah.
Next, kami nunggu. Udah kayak nunggu hasil pengumuman lolos kerja aja. Kalau lolos, nanti diminta datang buat proses jual-beli. Kalau belum, ya ada revisi yang diminta.
Proses nunggu-nya sih 1-2 minggu. Masalahnya banyak berkas yang ternyata perlu dibenerin dari pihak pemilik, which was soal tanda tangan salah satu anak mantunya gitu sama surat dari kelurahan kalau enggak salah. Jadi saya nunggu 1 bulanan.
Akhirnya kami dapat kabar kalau udah bisa tanda tangan. Kami juga dikabarin buat bayar pajak sebelum ttd. Pajak ini udah kesepakatan saya dan pemilik, kalau yang bayar saya. Bayarnya kayak bayar pajak pada umumnya, lewat bank. Jadi sehari sebelum tanda tangan, saya ke bank buat bayar pajak ini.
Waktu hari tanda tangan, kami datang pagi dan nunggu dapat giliran di lobi gitu. Dipanggil namanya, terus kami (saya, Popo, pemilik dan anak-anaknya) nunggu lagi di ruangan berbeda yang udah ada meja kursinya.
Waktu hari tanda tangan, kami datang pagi dan nunggu dapat giliran di lobi gitu. Dipanggil namanya, terus kami (saya, Popo, pemilik dan anak-anaknya) nunggu lagi di ruangan berbeda yang udah ada meja kursinya.
Di ruangan itu kami ketemu Mbak Developer yang ngumpulin berkas pemilik yang kurang. Sekalian ngecek semua berkas pemilik dan saya. Setelah semua dicek, kami pindah ruangan yang udah ada notaris.
Nah, disini sebenarnya notaris expect saya udah bayar, jadi dia tinggal ngurusin pembatalan PPJB Developer-Pemilik. Tapi saya belum bayar karena takut bayar duluan.
Intermezzo: ternyata jual beli properti macem-macem. Uti dulu cerita kalau beliau and Yang Kung transfer ke rekening notaris, habis balik nama, baru notaris transfer uang ke pihak satunya, macam rekber gitu deh. Pernah juga pembeli dan penjual dan notaris bareng-bareng ke bank buat ngawasin proses transfer.
Kebetulan pas kasus saya, pembeli harus transfer dulu sehari sebelum urusan tanda tangan ini. Cuma, ya itu, saya serem aja kalau saya uda transfer, terus besoknya pemilik enggak datang ke developer gimana?
Kebetulan pas kasus saya, pembeli harus transfer dulu sehari sebelum urusan tanda tangan ini. Cuma, ya itu, saya serem aja kalau saya uda transfer, terus besoknya pemilik enggak datang ke developer gimana?
Alhamdulillah pemilik berbaik hati, dia back up kami dan bilang kalau memang persetujuannya tanda tangan dulu. Jadi notaris enggak masalah. Cuma minta dikabarin kalau proses transfer udah selesai.
Intermezzo: ada beberapa blog yang menyarankan buat pakai notaris sendiri biar lebih secure. Lha disini saya enggak ngerasa punya ruang buat nyari atau masukkin notaris sendiri. Lebih ke ngikutin prosedur yang udah dipakai developer.
Habis tanda tangan, saya bayar biaya-biaya sekitar Rp 4 juta ke kasir developer. Habis itu kelar urusan saya-pemilik-notaris. Sampai sini, PPJB pertama developer-pemilik udah batal.
Saya diminta nunggu beberapa minggu buat ttd PPJB baru antara developer-kami.
Kelar proses di developer. Saya langsung transfer uang ke rekening pemilik. Dan kami saling sms notaris di tempat saat itu juga. Jadi aman.
Nah, ini urusan kami sama pemilik lama udah kelar. He was free to go. Saya?
.......
Tentu belum.
Jujur saya sempat deg-degan. Developer enggak ngasi saya selembar kertas atau kwitansi atau apalah. Saya cuma megang kuitansi dari pemilik lama yang saya ragu ada gunanya atau enggak di mata hukum atau developer.
Dan, waktu berjalan cepat. Beberapa minggu kemudian, kami dipanggil lagi buat tanda tangan PPJB baru. Kelar tanda tangan, kami masih enggak pegang apa-apa. Katanya nanti suruh ngecek tagihan listrik bulan depan buat lihat apa nama pemilik udah berubah.
Sebulan kemudian, tagihan listrik masuk ke handphone kami and namanya udah berubah jadi nama kami. Alhamdulillah!!!
Proses selesai....dan SAYA MASIH ENGGAK PEGANG APA-APA. Hahahahaha...
Ekspektasi saya, saya bakal pegang kertas bukti, kalau apartemen ini punya kami. Ternyata enggak ada.
Kata Popo: ini karena PPJB masih harus ditanda tangani direktur developer dan akan mulai proses AJB, jadi nanggung kalau PPJB dikasih ke kami.
So that's the process. To sum up, saya bayar beberapa kali:
Sebelum tanda tangan
1. Dp ke pemilik
2. Maintenance ke developer
3. Pajak
Setelah tanda tangan
4. Biaya-biaya termasuk notaris, ke kasir developer
5. Transfer uang seharga apartemen ke pemilik
6. Tanda tangan PPJB baru dengan nama pemilik baru
7. Cek apa tagihan listrik masuk ke handphone pemilik baru dan nama berubah ke pemilik baru.
Alhamdulilah proses lancar. Kami mulai pelan-pelan menata apartemen nan mungil ini. Semoga kedepannya enggak ada masalah.
6. Tanda tangan PPJB baru dengan nama pemilik baru
7. Cek apa tagihan listrik masuk ke handphone pemilik baru dan nama berubah ke pemilik baru.
Alhamdulilah proses lancar. Kami mulai pelan-pelan menata apartemen nan mungil ini. Semoga kedepannya enggak ada masalah.
Hi mb salam kenal, saya mau tanya. Kalo sy mao beli apartemen second tp sertifikat ppjb dan ktnya blm pernah ditempatin. Pemiliknya mao dibayar cicil dengan dp sekian. Tp balik namanya setelah cicilan lunas selama 2 tahun. Kira2 aman gak yah mba? Dan udh ga bs cicil ke developer atau pake notaris kt yg jual.
ReplyDeleteHalo bubbyeboo,
DeleteMaaf saya kurang nangkep. Jadi posisinya apartemen skr ini belum lunas yah? Masih cicil ke developer?
Either way, if i were you, i think i pass. Saya enggak berani nyicil lama kalau gak ada yang ngejamin itu aman. Siapa yang tahu 2 tahun kemudian si pemilik enggak mau balik nama, enggak bisa diapa-apain juga kan?
Masalah notaris, setau saya kalau jual beli/balik nama properti, harus ada notaris. Saya pun pakai notaris yang disediakan pihak developer.
Posisinya sudah lunas mba ke developer. Penjualnya beli dr tangan pertama. Tp blm pernah ditempatin sih, cuma dia mao dibayar dengan dicicil. Kata penjualnya kalo pake notaris jg ga bisa.
ReplyDeleteKalo ga bisa pake notaris, balik namanya gimana?
DeleteSetau saya harus tetep pakai notaris mbak. Waktu beli apartemen ini, notaris membatalkan transaksi ppjb antara developer dan Pak x (pemilik apartemen sebelumnya), kemudian notaris yg bikin ppjb baru antara developer dan saya (pemilik baru).
Mbak Nadia ,
ReplyDeletenanya dong
1. untuk proces awal apa pihak pembeli dan pihak penjual kedeveloper, itu namanya proces apa? apa pembeli harus ikut, atau tidak perlu cukup penjual saja.
2. process no 3 diatas bayar pajak pph krn kasus sy penjual yg bayar jadi sy tidak perlu terlibat, apa begitu?
3. process no 4 , apa developer yg kerjakan?
Makasih banyak sebelumnya
sy pihak pembeli, sudah hampir seminggu sejak pembayar dp ke pihak penjual
Hai,
Delete1. Kalau saya dulu ikut, krn developer minta data baik dari pihak penjual dan pembeli. Awalnya developer kasih list data yang dibutuhkan buat penjual dan pembeli. List nya beda, penjual/pemilik pertama lebih banyak. Meanwhile dari pihak kami/pembeli, seinget saya datanya sebatas kk, ktp, npwp, dan sejenisnya.
2. Kalau pajak, itu sesuai kesepakatan.
3. Semua proses tanda tangan notaris dan biaya-biaya ke developer ya diselesaikan di kantor developer. Jadi kami tanda tangan, trus bayar ke kasir yang ada di developer.
Sisanya tunggu penggantian nama pemilik unit.
Hope it helps yah. 😊
Mbak Nadia boleh nanya ya..itu.kan step.pertama bayar dp ke pembeli, nah masalahnya kalau kita gak kenal pembelinya...kan repot.kalau.kita udh dp dan dy nya ngilang. Apa ya jaminannya?
ReplyDeleteHai Edi.
Deletekalau enggak kenal sama pemilik, saya rasa masih bisa kok. Mungkin bisa diakalin dengan masukkin dokumen-dokumen dulu ke developer. Habis dokumen diserahkan ke developer, langsung kasih DP.
Kalau ngasi dokumennya bersamaan, Edi jadi bisa ngecek data-data pemilik sebelum dokumen itu ke developer.
Developer juga pasti ngecek lagi apa data yang dikasih sama kayak data yang mereka punya pas tanda tangan PPJB. Meaning, it's unlikely that the data is fake.
Jadi kalo ngilang ya bisa dicari ke alamat ktp nya.
Waktu saya beli unit ini, kebetulan udah saya sewa sebelumnya. Dari proses sewa udah keliatan kalau pemilik ini bisa dipercaya.
Jujur saya juga was-was selama proses pembelian. Tapi asal ekstra hati-hati dan banyak doa, alhamdulilah lancar.
Alhamdulillah saya nemu artkel dari mbak nadia. salam kenal. saya dlm process pembelian unit second dan processnya beda dgn mbak nadia. developer bypass pembatalan ppjb atas nama pemilik pertama tanpa notaris tapi pegawai legal developer. krn tdk punya pengalaman dan pemilik lama kelihatannya baik dan go with the flow saja dgn bantuan org sales dan org legal dari developer. yg saya blm tahu adalah process pembatalan ppjb owner lama ke owner baru (saya) dan apa yg mbak nadia jelaskan sangat lah masuk akal. hrs ada notaris dari developer dan back up documents yg lengkap dari pemilik lama. nah process yg kemarin saya alami tdk ada process tsb. Jadi stlh pembayaran dp ke pemilik, oh ya saya minta terima bersih dan ppjh sdh atas nama saya sblm saya bayar cash finalnya dan pemilik sdh setuju, ada pihak dari admin yg mengurus proses pembalikan nama di ppjb. sblm tanda tangan ppjj atas nama saya, pemilik lama dan saya jg org admin dari developer bertemu dikantor developer utk menyerahkan document2 yg katanya utk balik nama di ppjb dan pembayaran biaya balik nama dikasir developer (pemilik lama yg bayar). saya hanya menyerahkan basic requirement seperti ktp, kk, surat nikah dan tdk perlu pake npwp. nah prosess tsb kira2 satu minggu kemudian kita dipanggil utk ttd ppjb dihadiri oleh saya, pemilik lama dan pegawai dari legal dept. saya lgsg disodori ppjb yg segera saya ttd dan banyak lembar2 document yg jg hrs diparaf. nah yg membuat saya agak curiga krn saya disodori surat pemesanan unit yg nama dan tgl pemesana backdated seperti ketika pemilik pertama memesan unit ke developer (berikut cara pembayaran, dan brp kali pembayaran), juga hrg yg tertera adalah harga yg pemilik lama beli ke developer. Jadi bukan harga yg saya bayar ke pemilik lama. seminggu sblmnya pemilik lama memberi saya surat perjanjian pengalihan hak apartment yg isinya mungkin umum tapi tercantum harga yg saya bayarkan ke pemilik lama. kembali ke hal sblmnya..terus terang feeling saya sdh tdk nyaman dan berkata something wrong with this. knp saya disuruh ttd document yg backdated dan bukan surat pemesanan saya? tapi sya entah knp ttd saja krn saya pikir ppjb sdh atas nama saya..haduh bodoh sekali pikir saya pada saat ini. long story sort, alhamdulillah by the time we finished kita hrs nya ke bank utk transfer dan bank sdh tutup. subhanllah, dlm perjalanan pulang saya baru berpikir mungkin saya sdh hampir kena scam atau korban permainan stuff disana, sales, legal dan developer dan saya bersyukur saya blm bayar pelunasan unit tsb. dp sdh keluar 50juta dan booking fee 5jt. malam itu saya lgsg tlp notaris saya dan akan consult ke dia sblm proceed ke next step. stress bange kemarin itu, puasa pula..kurang konsen jadinya. mbak nidia, mau tanya dan sorry for long posting ya..hehehe maksudnya supaya jelas gitu. menurut mbak nadia, kasus saya ini ga bener kan? krn tidak ada proses pembatalan ppjb pemilik lama dgn developer didepan notaris, lalu ppjb yg saya sdh ttd spertinya tidak benar krn walaupun atas nama saya tapi surat pemesaran pemilik lama dirumah menjadi atas nama saya dan saya menanda tangani backdated documents. apakah ada saran dan opinion dari mbak nadia. oh iya, jika process pembelian atau process pembuatan ppjb ini gagal, apakah dp saya bisa dikembalikan? utk pembaca yg mau beli unit second..pls pls becareful dan do your home work.
ReplyDeleteHai Sweetbelang,
DeleteFirst of all congratulations for the purchase. Masalah surat yang backdate, Kalau saya tidak salah (nanti saya konfirmasi lagi ke suami saya), kami juga melakukan hal serupa.
Itu, menurut bahasa saya, adalah proses pembuatan PPJB baru. karena PPJB adalah antara developer dengan tangan pertama. Saya juga waktu itu ttd surat yang ada harga awal, bukan harga yang saya beli.
Karena harga second itu antara kami dan pemilik pertama. Jadi kasarnya di mata developer, hanya nama yang berubah, dokumen dan tanggalnya tetap (termasuk harganya). Mungkin biar waktu berubah jadi AJB, enggak ruwet.
Hope it makes sense ya. Keep in mind bahwa saya juga buta hukum dan bukan ahli properti. Ini based on my experience. Mungkin bisa tanya yang lebih ahli buat jawaban yang lebih pasti.
Jadi kalau masalah dokumen backdated, saya rasa enggak apa-apa.
Kalau masalah tidak adanya notaris dan NPWP, lha itu saya juga bingung. Setahu saya kalau urusan balik nama, seharusnya ada notaris. Apa cukup dengan staf legal saja, saya sendiri enggak tahu.
Kayaknya developer tempat saya memang ekstra hati-hati, makannya dokumen yang diminta lumayan banyak (dari pihak pemilik), sampai ke tanda tangan dan persetujuan anak-anak pemilik dan pasangan mereka. Notaris juga wanti-wanti buat segera sms setelah proses transfer selesai.
Saran saya, kalau enggak yakin, just ask. Saya ingat, sempet tanya dan baca beberapa dokumen itu. Enggak usah buru-buru tanda tangan, karena enggak enak sama pihak developer atau pemilik. Baca aja dulu pelan-pelan dan tanyain bagian yang enggak jelas.
Good luck ya. Semoga lancar proses jual belinya.
thank you soo much for your fast respond mbak nadia. okay so today saya memutuskan utk berbicara dgn legal staff developer lalu saya minta penjelasan ttg sp yg backdated, etc..dan apa yg staff tsb terangkan kesaya persis sperti apa yg mbak nadia bilang.lalu utk ttd ppjd tanpa notaris, mbaknya bilang mrk memang pada penadatangan ppjb mereka hanya dihandle oleh legal staff (legal inhouse) mereka saja dan nanti pada saat penanda tanganan ajb baru mrk pake notaris. saya bilang saya tetap akan tanyakan ke notaris sya dan ketika saya tanyakan boleh tidak saya pakai notaris sendiri. boleh saja kata si mbaknya tapi tdk akan melibatkan developer, notaris hanya utk urusan saya dan pemilik pertama which i think i dont really need to do this because i got all the legal document and back up document from the first owner n she seems nice and honest. well still, seprtinya notaris aku hari ini blm bisa ketemu same aku dan bisanya hari jumat but i sent copy of all documents to her today for her to study it. jadi stlh baca respond dari mbak nadia, i feel better..and i hope I can finalize this transaction soon because saya capek sekali already. the lady at legal dept said maybe they will be finish with the ppjb this friday which means in say Allah I will get the ppjb and will pay the rest of the money to the first owner and the unit will be mine in sya Allah. anyway I will update you hopefully with good news. thanks a lot for the good luck!
DeleteTotally understand how you feel. Kayak yang saya tulis di atas. Saya juga capek dan deg2an waktu nunggu ttd ppjb baru. Udah keluar duit. Tapi enggak ada tanda apa-apa dan harus nunggu sebulan pula.
DeleteSemoga lancar ya prosesnya sweetbelang. 😊
Nemu blog ini pas lagi googling ttg beli apt second via KPA. Ud bbrp bulan nyari, nemu 3 yg oke tp pada ga mau via KPA. Pas ada 1 yg maau KPA eh nilai appraisal bank jaauuuh di bawah nilai yg ditawarkan penjual jd KPA ga lolos. Nah cari2 lagi, baru banget kemarin nemu. Daaan pas didatengin, taunya ownernya mantan tetua kantor lama! (Yak dunia sempit!!!) Unitnya rapih, view oke, dkt bgt ma kantor n sreg bgt lah. Mau via KPA pula. Klo utk langkahnya, kyknya kalau via KPA bank beda ya mbak karena semua mua ditangani bank lgsg (appraisal, notaris dsb dst termasuk surat2 resmi bakal dipegang bank sampe lunas kyknya).
ReplyDeleteTapii terus tadi mikir2. Worth it ga ya beli apt second, apalagi usia apt nya ud hampir 10thn (berdiri thn 2008). Kalau dari penulis kira2 worth it kah mbak? Trus usia apt yg mbak beli brp tahun kira2? Maklum namanya beli properti itu langkah yg amat besar sekali dalam hidup. Apalagi beli ini utk ditempatin sendiri (msh single sih hehe). Saat ini sih dokumen msh dihold sama bank jd belum proses appraisal. Masih bingung :(
Halo Qeis.
DeleteKarena udah berdiri dari tahun 2008, kayaknya apartemen ini udah pecah sertifikatnya ya? Makannya bisa KPA.
Masalah worth it atau enggak, jujur saya enggak tahu juga ya. Secara beli properti juga baru sekali (semoga bukan yang terakhir kalo, aminnnn).
Tapi, salah satu teman saya kerja di developer dan dia bilang kalau salah satu kerugian beli apartemen itu harganya yang turun setelah beberapa puluh tahun (10-20 tahun kalau ga salah). Soalnya bangunanmya udah tua.
Apartemen yang saya beli ini jadi di tahun 2011-2012. Jadi belum begitu lama.
Then again, baik teman saya dan saya sendiri bukan ahli di bidang property. Jadi enggak tahu pasti.
Buat amannya sih, saya mending beli apartemen second yang baru... hehehe... maksudnya saya mau beli apartemen yang jelas udah jadi bangunannya. Masalahnya, apartemen biasanya udah sold out sebelum benar-benar jadi. Jadi mau enggak mau beli dari tangan kedua.
Atau kalau saya punya cukup budget, i'd buy a landed house. Masalahnya harga landed house itu bisa 2-3x lipat harga apartemen saya sekarang. Huhuhu.....
Budget itu emg jadi masalah banget. Landed house yg budget nya sesuai jaraknya bisa puluhan km dari tpt kerja dan saya sejujurnya sudah lelah commuting haha. Makanya mikir drpd sewa or kos tiap bulan bayar tp bukan milik sendiri, lebih baik beli (n kerjanya tipe yg kyknya bakal mpe pensiun di sini soalnya hehe). Meanwhile landed house d jkt harganya bikin pingsan haha.
DeleteTdnya tertarik beli apt baru yg bakal mau bangun n jadi 2020 (rencananya). Tp saya sepemikiran sama mbak. Enakan beli yg sudah jelas jadi bangunannya. Makanya msh dilematis. Tapi yah kalau jodoh ga kemana sih. Kebetulan ud mau lebaran jd bisa mikir2 sebentar. Klo emg abis lebaran msh sreg nya sama yg ini, mgkin emg jodohnya di sini.
Budget itu emg jadi masalah banget. Landed house yg budget nya sesuai jaraknya bisa puluhan km dari tpt kerja dan saya sejujurnya sudah lelah commuting haha. Makanya mikir drpd sewa or kos tiap bulan bayar tp bukan milik sendiri, lebih baik beli (n kerjanya tipe yg kyknya bakal mpe pensiun di sini soalnya hehe). Meanwhile landed house d jkt harganya bikin pingsan haha.
DeleteTdnya tertarik beli apt baru yg bakal mau bangun n jadi 2020 (rencananya). Tp saya sepemikiran sama mbak. Enakan beli yg sudah jelas jadi bangunannya. Makanya msh dilematis. Tapi yah kalau jodoh ga kemana sih. Kebetulan ud mau lebaran jd bisa mikir2 sebentar. Klo emg abis lebaran msh sreg nya sama yg ini, mgkin emg jodohnya di sini.
Hi mbak, kebetulan saya lagi cari2 apartment second juga, dan lebi prefer kalo ada yg bisa ngasih rekomendasi kalo ga ada mslh selama tinggal di apartment tsb. Kira2 mbak keberatan ga ngasitau nama apartment yg mbak beli skrg, dengan yg dulu pernah ditempatin di daerah jakbar? Kalo ga mau dishare di umum (ato mungkin udah tp saya yg belum ngikutin blog ini dari awal), bisa tlg bales ke email saya di dkclink4113@gmail.com? Makasih sebelumnya
ReplyDeleteHai, udah di email yah. 😊
DeleteHi Mbak Nadia, kebetulan saya juga lagi mau proses beli apartemen second nih dan ketemu blog ini. Yang saya mau tanyakan, pajak yg Mbak maksud di atas apakah pajak BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan)? Terima kasih sebelumnya ��
ReplyDeleteHai Nurul,
DeleteSaya udah tanya suami, katanya itu bukan pajak bphtb, tapi pajak jual beli. Bphtb baru dibayar saat pengalihan hak dari PPJB jadi AJB.
Ini saya juga lagi nunggu giliran dapet AJB. Hehehe...
Halo mba nadine salam kenal. Ini yg saya alami. Sy ga megang surat apa2 skg setelah sy uda cash keras ke pemilik lama dan d dpn developer.. sy cm d berilan surat2 bukti pembayaran.. sama persis seperti yg emba alami.. yg saya ingin tanya kan. Apakah sampe skg emba masih tidak memegang surat2 ? Sprti ppjb ?? Saya binggung .. nama pemilik apartemen sy skg uda atas nama saya. Tp surat ppjb msh blm d saya . Ud skitar 8bln dr awl sy transaksi jual beli unit.. menurut emba apa yg harus sy lakuin ya? Apa saya harus ke kantor developer nya untuk menanyakan ?? Soal nya agen sy bilang. Bth wktu 8bln utk mendapat surat (mgkn yg d maksud ppjb ya). Mohon info nya ya mba.. tq 🙏🏻🙏🏻
ReplyDeleteHai Vika,
DeleteBtw, nama saya Nadia. 😊
Masalah PPJB, saya juga belum pegang. Kalau saya enggak salah ingat, memang butuh waktu utk dapet PPJB karena harus ditandatangani direktur developer dulu.
Nah, kalau apartemen saya ini, kebetulan sudah mulai perubahan PPJB ke AJB. Jadi memang sekalian akan dikasih dalam bentuk AJB aja. Saya juga kayaknya udah 6 bulanan deh, dan masih tanpa surat.
Tapi tagihan-tagihan udah atas nama kami. Developer juga bilang, kami sekarang bisa bikin ktp Jakarta (asumsi saya, developer bisa bikin sejenis surat untuk proses ini.) Jadi, saya percaya aja.
Saran saya, kalau emang kepo, tanya aja ke kantor developer. Apalagi kalau jawaban agen kurang memuaskan. 😊
Mba nadine tq ya atas info yg tertulis d atas.. sy juga org awam.. tp pas ud baca blog emba sy jd tenang.. hehe.. tq ya mba . Sy ud dpt ppjb sy.. hehe tq mba
ReplyDeleteHalo mba Nadine, saya terbantu sekali dengan artikel mba. Kebalikan dengan mba nadine, saya saat ini mau menjual apt yang masih berstatus PPJB. Saya pengen tau mba, ketika kmrn proses jual beli mba nadine mengeluarkan biaya apa saja ya? Pajak jual beli disini maksudnya pajak penghasilan penjual ya? Atau ada biaya lain lg seperti notaris, developer dll..
ReplyDeleteKemudian saya mau konfirmasi ketika mba nadine membeli apt ini berarti sudah siap untuk mengeluarkan : harga apt + biaya admin/pajak jual beli + nanti biaya ajb/sertifikat? Saya bingung menentukan harga jual apt yang masih PPJB apakah terlalu rendah atau terlalu tinggi..
Ternyata saya bacanya kurang teliti, sudah di jelaskan diatas.. kurang lebih biaya admin di luar pajak 4 juta ya mba..
DeleteKak maaf ya sebelumnya keluarga saya lg BU nih kak saya disini mau numpang jualin apartemen ayah di menteng square lantai 10 Tower B luas kamar 33 m2
ReplyDeleteBersertifikasi Hak Guna Bangun kalau ada yang minat dari keluarga kakak sendiri atau readers di sini bisa hubungi nomor ayah saya di 081218931575 makasih banyak ya kak
Mohon bimbingannya Bu Nadia, saya mau beli apartmn dari pihak A. Saya sudah lihat pemesanan dari Pihak A tapi ppjbnya belum ada, berhubung smua tagihan cicilan A sdh lunas ke developer dan mau serah kunci juga. Yg mau saya tanyakan... Biasa biaya apa saja yg muncul?selain biaya peralihan, notaris... Apakah pengantian ppjb yg lama ke ppjb yg baru dipunggut bayaran lagi?
ReplyDeleteSejauh yang saya tahu, enggak ada biaya lagi Lovely. Cuma yang saya tulis di atas. Biaya selanjutnya dikeluarkan waktu PPJB brubah jadi AJB/sertifikat. Buat yang ini, saya juga masih proses, jadi belum dipanggil manajemen buat bayar.
DeleteBut keep in mind, bahwa saya bukan notaris atau ahli properti, ya. Just a housewife sharing my experience. Lebih jelasnya mungkin bisa ditanyain ke yang lebih ahli. :)
Hallo Kak Nadia, setelah baca artikel ini dan comment2 sebelumnya. kasus yang aku lagi alami sepertinya sama kayak Kak Nadia alami. Sekarang ini saya lagi mau proses balik nama PPJB antara pemilik pertama berubah menjadi atas nama saya. Saya ada diinfokan olh penjual who is si pembeli pertama yang beli ke developer langsung, dia kabarin bahwa kalo biaya ganti nama PPJB nya itu sekotar 600rb aja dan hal ini hanya ditangani oleh staff legal dari developer tsb. apakah kalo kasus ini masih make sense ya kak? mohon info nya kak :)
ReplyDeleteHai, sorry for the late reply Karen.
DeleteIni prosesnya udah sampe mana? Kalo aku, seperti yang aku tulis di atas, pas perpindahan nama itu, 3 pihak (aku+suami, pemilik pertama, and developer) ada semua di 1 meja plus notaris. Lokasinya di kantor developer.
Nah biaya ganti nama dan administrasi bayar saat itu juga, ke kasir yang ada di kantor itu. jadi bukan bayar perorangan ke legal staff, tapi ada kasirnya.
Biayaku sekitar 4 jutaan kalo enggak salah, udah include notaris (nanti aku make sure lagi, ya).
then again, please keep in mind that every apartment different. Kayaknya beda developer, beda sistem. Atau minimal ada bedanya lah.
Misalnya di apartemenku ini, pemilik pertama itu seorang ibuk gitu. Suaminya udah meninggal dan anaknya udah dewasa lah. Developer minta surat kematian suami dan tanda tangan semua anak+menantunya buat persetujuan ngejual apartemen ke aku+suami.
I'm not an expert on property, tapi kayaknya kalo jual beli rumah enggak segitunya deh. Apalagi nama pemilik pertama ya si ibu itu, bukan alm suaminya atau anaknya. Anyway, ini cara developer buat make sure supaya aman kayaknya, jadi yaaaa kami ikutin aja. Yang repot emang jadi pihak pemilik sih.
Selamat pagi mba nadia mau tanya saya rencana membeli apartemen second dengan proses KPA dan untuk unit sudah sertifikat...kira2 biaya apa aja yg dikelaurkan oleh saya untuk pajak2nya dan apakah untuk pembelian apartemen second masih kena ppn dari depelover....? Terimakasih
ReplyDeletekelinci99
ReplyDeleteTogel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
yukk daftar di www.kelinci99.casino
Hallo sis..mau tanya,sy membeli apartment dg status masih ppjb,udah dp 50jt,apakah sy harus membaca dulu ppjb pihak pertama (ppjb lama) dg developer??
ReplyDelete